Pages

Blogger news

Preman Lebaran

Menjelang Lebaran begini, ada saja orang yang mengitar pasar, komplek perkantoran, atau pertokoan. Mereka mengaku dari organisasi atau perkumpulan tertentu, atau mendaku mewakili warga sebuah kampung. Biasanya mereka menyangking lembaran kertas bertabel yang isinya daftar pemberi sumbangan. Pendeknya, mereka meminta uang. Karena ini Lebaran, maka istilahnya minta THR.

Beberapa Lebaran belakangan ini, setelah saya nyemplung bakulan di pasar, saya kena berkali-kali.

Awalnya saya tak terima, merasa harga diri saya diusik. Bukan teman, saudara, atau pegawai saya, bukan pula orang yang pantas diberi bantuan, kok enak-enak minta uang. Koplok yo tenan...

Tapi belakangan saya berusaha ikhlas. Kolom saya isi, uang saya beri, malah masih saya tomboki senyuman. Saya rela sekalipun saya tahu benar, setelah kios sepasar mereka datangi, mereka lalu mojok dan menggelar berbotol-botol minuman keras. Pesta besar.

Dengan malu-malu saya akui di masa lalu, saat saya masih pemuda unyu-unyu bernalar cekak, langsung atau tidak langsung saya sering terlibat dalam perbuatan menjijikkan semacam itu. Malah daftarnya lebih panjang: Lebaran, tahun baru, 17 agustusan. Uangnya tentu saja kami pakai pula untuk mabuk-mabukan.

Tetapi kini saya sadar bahwa perbuatan, baik atau buruk, pasti akan memperoleh balasan, cepat atau lambat, dengan jalan serupa atau sama sekali berbeda. Nah, karena saya pernah menjadi bagian para peminta-minta, saya pikir sudah sewajarnya gantian saya yang diminta-minta. Hukum alam.

Kalau anda mengalami hal serupa, saran saya beri saja. Sekalipun anda merasa tak pernah melakukan perbuatan serupa, siapa tahu anda pernah mengambil hak orang lain lewat cara berbeda, mengambil laba dagangan terlalu besar atau memark-up dana panitia 17-an lalu memakai uangnya untuk makan-makan dengan sesama panitia misalnya.

Tetapi kalau anda sungguh suci merasa tak pernah mengambil yang bukan milik anda sama sekali, anggap saja peristiwa demikian adalah jalan Tuhan meninggikan derajat anda, menambah jalan pahala anda. Soal uangnya dipakai untuk mabuk-mabukan, itu sudah bukan urusan anda. Itu urusan mereka dengan Tuhan. Toh tak ada salahnya sekali-kali membahagiakan orang yang tidak kita kenal.

Dan barangkali nanti atau besok, Lebaran tahun depan atau entah kapan, orang-orang semacam itu akan mengetuk toko, kantor, atau rumah anda. Sekali lagi, saran saya, letakkanlah pentungan, siapkan uang dan hati lapang. Selamat berderma!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates

 

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.